Taryaningsih, yang memiliki latar belakang pendidikan luar biasa dari Universitas Negeri Surabaya dan bekerja sebagai guru di Sekolah Luar Biasa (SLB), menyadari bahwa banyak lulusan SLB kesulitan mencari pekerjaan. Berangkat dari pengalaman ini, ia mendirikan Yayasan Disabilitas Naeema untuk membantu teman-teman disabilitas mengembangkan keterampilan agar mereka dapat berkreasi dan berkarya. Namun seiring berjalannya waktu, teman-teman disabilitas yang telah berkeluarga dan menjalankan usaha menghadapi tantangan baru dalam membeli rumah, terutama terkait kesulitan administrasi.
Dirintis sejak tahun 2019, kawasan inklusif Yayasan Disabilitas Naeema Trenggalek terus berkembang. Tergeraknya hati Taryaningsih selaku pendiri Yayasan Naeema untuk membantu mewujudkan impian penyandang disabilitas untuk memiliki rumah hunian yang layak sekaligus tempat usaha sesuai keahlian masing-masing. Maka dari itu, Tarya memiliki inisiatif untuk melakukan pembangunan pemukiman inklusif dengan prinsip “SATU rumah SATU usaha”, karena fungsinya tidak hanya sebagai rumah hunian akan tetapi juga sebagai rumah produksi. Usaha tersebut sesuai dengan kemampuan disabilitas, sehingga mereka tidak hanya mempunyai tempat tinggal tapi mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri.